KOLOID

Mengenal Sistem Koloid dan Jenis-jenisnya


Sistem Koloid

Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Nah, makanya dalam koloid itu terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi.


Jenis-jenis Koloid

Pada koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi bisa berwujud padat, cair, dan gas. Oleh karena itu, berdasarkan perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid dibagi menjadi 8, yaitu bisa lihat di tabel berikut.


1 . Sol Padat

Sol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi yang padat juga. Sol padat ini terbentuk karena pengaruh tekanan dan suhu, sehingga menghasilkan padatan yang kokoh dan keras. Contohnya, batuan ruby (batuan permata). Batuan ruby ini merupakan padatan kromium (Cr) yang tersebar dalam padatan aluminium oksida. Sehingga, dari sini bisa kelihatan ya, kalau padatan kromium (Cr) itu sebagai fase terdispersi dan padatan aluminium oksida (AI2O3) sebagai medium pendispersi. 


2. Sol

Sol memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi cair yang tidak mudah berubah sifatnya. Jadi, bedanya sol dengan sol padat itu terletak di medium pendispersinya, ya. Kalau sol padat mediumnya padat, sedangkan sol mediumnya cair. Contohnya, cat tembok. Cat tembok terdiri dari banyak jenis padatan, di antaranya kalsium karbonat (CaCO3), kaolin, dan lain sebagainya. Zat padat (fase terdispersi) inilah yang mengalami penyebaran dalam medium cair (medium pendispersi) yang berupa air (H2O).


3. Aerosol Padat

Aerosol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi gas. Contohnya, asap kendaraan. Asap kendaraan mengandung padatan berupa timbal, karbon, karbon monoksida, dan lain sebagainya yang merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari mesin. Makanya, ketika kamu melewati kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap, kadang kamu akan merasakan kelilipan karena adanya padatan (fase terdispersi) di dalam asap (medium pendispersi). 


4. Aerosol

Aerosol memiliki fase terdispersi berupa cairan dan medium pendispersi berupa gas. Jadi, bedanya aerosol dengan aerosol padat terletak pada fase terdispersinya. Aerosol tidak bisa bertahan lama. Hal ini karena zat penyusunnya yang mudah rusak oleh perubahan suhu dan tekanan udara lingkungan. Contohnya, parfum. Saat parfum disemprotkan di udara, cairan parfum akan terdispersi atau tersebar di udara yang wujudnya gas sebagai merupakan medium pendispersi.


5. Emulsi Padat

Selanjutnya, ada emulsi padat yang memiliki fase terdispersi berupa cairan dalam medium pendispersi padat. Contohnya, agar-agar. Agar-agar terbuat dari air (fase terdispersi) yang dicampur dengan bubuk agar-agar (medium pendispersi). Pada saat bubuk agar-agar dipanaskan dalam air, serat dari agar-agar akan bergerak bebas. Saat proses pendinginan, serat tersebut akan saling merapat dan memadat. Jadi, pada agar-agar itu, partikel-partikel air terdispersi atau tersebar dalam partikel agar-agar.


6. Emulsi

Nah, kalau fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan, maka disebutnya emulsi. Emulsi biasanya tersusun oleh cairan dengan kepolaran senyawa yang berbeda, sehingga tidak saling bercampur. Contohnya, susu. Emulsi pada campuran susu dan air itu terjadi ketika partikel air terdispersi atau tersebar dalam partikel-partikel susu. Nah, karena partikel air dan susu ini punya level kepolaran yang beda, maka kedua zat ini ga bisa bercampur dengan sempurna, sehingga susu itu termasuk koloid, bukan larutan. 


7. Buih Padat

Busa padat memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi padatan, atau bisa disebut juga gas yang terdispersi di dalam padatan. Contohnya, spons. Jika dilihat, spons itu merupakan sebuah padatan, tapi ketika dipencet ternyata isinya udara. Itu tandanya, partikel-partikel udara atau gasnya tersebar dalam medium padat, ya.


8. Buih

Jenis koloid yang terakhir, yaitu buih. Bedanya dengan buih padat, kalau buih memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi cair, atau bisa disebut juga gas yang terdispersi di dalam cairan. Contohnya, buih sabun karena adanya udara (fase terdispersi) yang terjebak di dalam larutan sabun (medium pendispersi). Hal ini terjadi karena molekul sabun yang saling tarik menarik membentuk jaring atau lapisan yang dapat menjebak udara, sehingga membentuk gelembung-gelembung bening berisi udara.


Ternyata, mayones termasuk ke dalam jenis koloid emulsi karena medium pendispersinya cair, yaitu telur dan fase terdispersinya juga cair, yaitu minyak. 

Komentar